Setiap calon santri di padepokan sang Sunan, di test dulu bagaimana membaca kalimat syahadat . Dan Saridin memiliki lafal dan caranya sendiri dalam bersyahadat suatu cara yang anda saja pasti tidak berani melakukannya .
Tapi sebelum hal itu di ceritakan karena Saridin kawatir anda kaget lantas darah tinggi anda kambuh , maka harus diterangkan dulu beberapa hal mendasar yang menyangkut hubungan antara Tuhan dengan Homor.
Sejak mulai akhil baligh Saridin secara naluriah maupun perlahan lahan secara rasional memutuskan untuk melihat dan memperlakukan kehidupan ini dengan sungguh sungguh … Namun Ia menjalaninya dengan urat syaraf yang santai dan dengan kesiapan humor yang setinggi tingginya .
Soalnya , diam diam , jauh didalam lubuk hatinya , Saridin yakin bahwa Tuhan sendiri sesungguhnya adalah maha dzat yang penuh humor. Memang belum tentu benar ,belum tentu baik dan arif , untuk menyebut bahwa Tuhan itu Maha ( Peng atau Pe- ) Humor . Diantara 99 asma dan watak Nya tidak terdapat nama Maha Humor. Tapi kalau misalnya di satu Pihak Tuhan itu Maha Penyayang dan di lain pihak Ia Maha Penyiksa atau di satu sisi Ia Maha Pengasih dan di sisi lain Ia Maha Penghukum , atau di satu dimensi Ia Maha Penabur Rezeki tapi pada dimensi lain Ia juga Maha Penahan Rezeki--- terpaksa kadang kadang kita mengangap itu suatu jenis Humor . Paling tidak supaya kepala kita tidak pusing.
Ada sih.. penjelasan kontektualnya . Tuhan mengasihi atau menyiksa hamba hamba Nya menurut konteks dan posisi nilai yang memang relevan untuk itu . Tuhan mungkin mengasihi siapa saja meskipun mereka Mbalelo kepadanya , Tuhan tetap memelihara napas para maling atau perampok . Tuhan tidak meghapus ilmu dari otak para Koruptor.
Tapi tidak mungkin Tuhan menyiksa orang yang patuh kepadanya . Tuhan tidak mungkin menghukum orang yang tidak punya kesalahan kepada-Nya. Kalau Tuhan menahan rezeki orang yang patuh dan taat kepada-Nya , maka penahanan rezeki itu mungkin suatu jenis rezeki tertentu yang merupakan metoda agar orang tersebut menghayatinya dan memperoleh nilai lain yang lebih tinggi. Atau kalau seseorang yang baik kepada Tuhan tapi lantas di beri kemiskinan atau penderitaan tentu yang terjadi adalah satu di antara 3 kemungkinan
Pertama , itu teguran . Alhamdulillah dong kalau Tuhan berkenan mengkritik kita. Itu artinya kita punya kans untuk menjadi lebih baik .
Kedua , itu ujian . Juga Alhamdulillah karena hanya orang yang disediakan kenaikan pangkat saja yang boleh ikut ujian .
Ketiga , itu hukuman . Ini lebih Alhamdulillah lagi karena manusia membutuhkan pembersihan diri , memerlukan proses pensucian .
Jadi menurut Saridin jelas bagi mata pandang manusia ide ide penciptaan yang Ia paparkan pada alam semesta dan kehidupan banyak sekali mengandung hal hal yang kita rasakan sebagai ‘ humor ‘
Juga anda mengalami sendiri betapa banyaknya hal hal lucu di muka bumi ini bahkan mungkin juga di luar bumi . Saridin sendiri amat sering tertawa riang atau tertawa kecut kalau melihat atau mengalami kehendak kehendak Tuhan tertentu . Umpamanya tatkala Adam tinggal di sorga , Tuhan sengaja bikin pohon Khuldi . Tapi dilarangnya Adam menyentuh . Tapi pada saat yang sama Ia menciptakan Iblis untuk mengoda agar Adam melanggar larangan itu --- dan akhirnya terjadi benar.
Sehingga beliau dan istrinya terlempar ke muka bumi , dan kita semua terpaksa menjumpai diri kita juga tidak lagi di surga , melainkan di bumi . Itupun bumi yang sudah di kapling kapling oleh konsep adanya Negara.
Bahkan pada saat kita tidak paham pada takdirnya yang menimpa kita dan itu mungkin meyedihkan demi supaya kita tetap survive secara psikologis sering kali kita anggap saja itu semua adalah homor dari yang Maha Kuasa .
Misalnya saja soal Pak Adam di sorga itu. Kalau kita boleh bermanja kepada Tuhan , mbok ya biarkan saja beliau menghuni sorga . Mbok ya Tuhan tidak usah menciptakan setan , iblis dan sebangsanya itu. Mbok ya langsung saja manusia yang merupakan hasil ciptaan terbaik ini di takdirkan saja untuk menghuni sorga , sehingga Tuhan tidak usah bikin neraka .
Soalnya gara gara iblis menang dan sukses dalam menggoda Adam lantas di dalam perkembangan peradaban dunia .. setan dan iblis malah mendapatkan peluang yang besar untuk manjadi idola dengan alasan “ Alah .. wong Pak Adam saja juga kalah waktu di goda sama iblis kok…”
Tapi sebelum hal itu di ceritakan karena Saridin kawatir anda kaget lantas darah tinggi anda kambuh , maka harus diterangkan dulu beberapa hal mendasar yang menyangkut hubungan antara Tuhan dengan Homor.
Sejak mulai akhil baligh Saridin secara naluriah maupun perlahan lahan secara rasional memutuskan untuk melihat dan memperlakukan kehidupan ini dengan sungguh sungguh … Namun Ia menjalaninya dengan urat syaraf yang santai dan dengan kesiapan humor yang setinggi tingginya .
Soalnya , diam diam , jauh didalam lubuk hatinya , Saridin yakin bahwa Tuhan sendiri sesungguhnya adalah maha dzat yang penuh humor. Memang belum tentu benar ,belum tentu baik dan arif , untuk menyebut bahwa Tuhan itu Maha ( Peng atau Pe- ) Humor . Diantara 99 asma dan watak Nya tidak terdapat nama Maha Humor. Tapi kalau misalnya di satu Pihak Tuhan itu Maha Penyayang dan di lain pihak Ia Maha Penyiksa atau di satu sisi Ia Maha Pengasih dan di sisi lain Ia Maha Penghukum , atau di satu dimensi Ia Maha Penabur Rezeki tapi pada dimensi lain Ia juga Maha Penahan Rezeki--- terpaksa kadang kadang kita mengangap itu suatu jenis Humor . Paling tidak supaya kepala kita tidak pusing.
Ada sih.. penjelasan kontektualnya . Tuhan mengasihi atau menyiksa hamba hamba Nya menurut konteks dan posisi nilai yang memang relevan untuk itu . Tuhan mungkin mengasihi siapa saja meskipun mereka Mbalelo kepadanya , Tuhan tetap memelihara napas para maling atau perampok . Tuhan tidak meghapus ilmu dari otak para Koruptor.
Tapi tidak mungkin Tuhan menyiksa orang yang patuh kepadanya . Tuhan tidak mungkin menghukum orang yang tidak punya kesalahan kepada-Nya. Kalau Tuhan menahan rezeki orang yang patuh dan taat kepada-Nya , maka penahanan rezeki itu mungkin suatu jenis rezeki tertentu yang merupakan metoda agar orang tersebut menghayatinya dan memperoleh nilai lain yang lebih tinggi. Atau kalau seseorang yang baik kepada Tuhan tapi lantas di beri kemiskinan atau penderitaan tentu yang terjadi adalah satu di antara 3 kemungkinan
Pertama , itu teguran . Alhamdulillah dong kalau Tuhan berkenan mengkritik kita. Itu artinya kita punya kans untuk menjadi lebih baik .
Kedua , itu ujian . Juga Alhamdulillah karena hanya orang yang disediakan kenaikan pangkat saja yang boleh ikut ujian .
Ketiga , itu hukuman . Ini lebih Alhamdulillah lagi karena manusia membutuhkan pembersihan diri , memerlukan proses pensucian .
Jadi menurut Saridin jelas bagi mata pandang manusia ide ide penciptaan yang Ia paparkan pada alam semesta dan kehidupan banyak sekali mengandung hal hal yang kita rasakan sebagai ‘ humor ‘
Juga anda mengalami sendiri betapa banyaknya hal hal lucu di muka bumi ini bahkan mungkin juga di luar bumi . Saridin sendiri amat sering tertawa riang atau tertawa kecut kalau melihat atau mengalami kehendak kehendak Tuhan tertentu . Umpamanya tatkala Adam tinggal di sorga , Tuhan sengaja bikin pohon Khuldi . Tapi dilarangnya Adam menyentuh . Tapi pada saat yang sama Ia menciptakan Iblis untuk mengoda agar Adam melanggar larangan itu --- dan akhirnya terjadi benar.
Sehingga beliau dan istrinya terlempar ke muka bumi , dan kita semua terpaksa menjumpai diri kita juga tidak lagi di surga , melainkan di bumi . Itupun bumi yang sudah di kapling kapling oleh konsep adanya Negara.
Bahkan pada saat kita tidak paham pada takdirnya yang menimpa kita dan itu mungkin meyedihkan demi supaya kita tetap survive secara psikologis sering kali kita anggap saja itu semua adalah homor dari yang Maha Kuasa .
Misalnya saja soal Pak Adam di sorga itu. Kalau kita boleh bermanja kepada Tuhan , mbok ya biarkan saja beliau menghuni sorga . Mbok ya Tuhan tidak usah menciptakan setan , iblis dan sebangsanya itu. Mbok ya langsung saja manusia yang merupakan hasil ciptaan terbaik ini di takdirkan saja untuk menghuni sorga , sehingga Tuhan tidak usah bikin neraka .
Soalnya gara gara iblis menang dan sukses dalam menggoda Adam lantas di dalam perkembangan peradaban dunia .. setan dan iblis malah mendapatkan peluang yang besar untuk manjadi idola dengan alasan “ Alah .. wong Pak Adam saja juga kalah waktu di goda sama iblis kok…”
Sumber : HumOr ,2/1996
0 comments:
Post a Comment