Sunday, January 10, 2010

Contact Tester

Setelah selesai merakit sebuah proyek elektronika maka yang terakhir adalah menyambungkan catu daya . namun tak di sangka proyek yang di buat dengan susah payah ternyata tidak ada tanda tanda kehidupan. Nah jika proyek elektronika  yang kita buat ternyata tidak berfungsi dengan semestinya maka penyebab yang umum adalah karena ada salah rakit , mungkin ada komponen yang salah taruh atau titian kawat yang terlupa.

Dengan menggunakan Contact Tester ini kita dapat menguji hubungan hubungan antara semua komponen satu dengan yang lainya , isyarat suara dari “ Contact Tester “ ini menandakan bahwa  hubungan adalah baik , jika tidak ada suara berarti tidak ada hubungan atau karena solderan yang mentah yang memiliki resistansi yang tinggi dan meyebabkan kesalahan dalam rangkaian . Jika “ Contact Tester “ ini di hubungkan antara dua titik di dalam rangkaian yang seharusnya tidak berhubungan namun kita mendengar ada isyarat itu artinya ada hubung singkat. 

Inti rangkaian kita kali ini menggunakan IC OP-amp 741 yang bekerja sebagai penguat selisih , artinya OP-amp hanya akan bereaksi atas selisih yang ada di antara masukan antara pena 2 dan pena 3 . Isyarat yang ada di antara kedua masukan sangat di kuatkan dan di keluarkan melalui pena 6 , jika pena uji tidak di hubungkan maka kedua terminal A dan B memiliki tegangan yang hampir sama besar , ini karena R1 dan R3 sama nilanya, karena ada R2 maka tegangan di titik A adalah lebih tinggi 2 mV daripada titik B.

Kalau kedua pena uji kita hubungkan maka R2 di jembatani , dengan potensio meter VR1 kita atur tegangan di masukan plus supaya ( kalau ada hubung singkat pada R2 ) ada sedikit lebih tinggi dari masukan min. Maka dalam hal ini keluaran IC 1 selalu tinggi . OP-amp bekerja sebagai berikut : Pena uji kita hubung singkatkan maka keluaran selalu memiliki tegangan positif , tegangan ini adalah kira kira setinggi tegangan catu , kalau kedua pena di hubungkan dengan resistor 1 Ohm atau lebih besar maka maka keluaran OP-amp menjadi NOL .

Selajutnya adalah isyarat akustiknya untuk keperluan ini ada osilator yang dibangun dengan N1, R7, VR2, C1 dan pendengung Piezzo Bz . Pendengun akan mencapai kuat bunyi yang maksimal kalau frekwensinya 4,6 kHz  , dengan menggunakan VR2 frekwensinya dapat di atur. Osilator di hidup matikan oleh isyarat keluaran dari OP-amp kalau isyarat keluaran “ 0 “ maka tidak ada suara , sebab pena 11 di N1 adalah “ 1 “ , osilator akan bekerja kalau keuaran IC 1 adalah “ 1 “ ( hubung singkat ) . Kondensator C1 secara berganti ganti di isi dan di buang muatanya yang menyebabkan timbulnya isyarat suara dari pendengung Piezzo .

Perakitan dan penyetelan :

Karena hanya sedikit komponennya pekerjaan merakit tidak akan sulit . pakailah soket untuk memasang IC catu daya hanya 9 V .  Tarulah pada posisi tengah tengah untuk VR1 dan VR2 , kemudian sambungkan bateray dan titik A dan B saling di hubungkan mungkin pendengung  sudah berbunyi , kuat bunyi di atur dengan VR2 kemudian lepaskan hubung singkat A dan B seharusnya pendengung sudah berhenti bersuara , tetapi jika pendengung masih tetap bersuara maka kita hentikan suaranya dengan memutar VR1 . Ukurlah tegangan di di titik A dan B dengan multitester harus kira kira 4,5 V.  Yang terpenting adalah gunakan pendengung sesuai type yang di anjurkan .




Daftar Komponen :

R1, R3 = 22 K
R2 = 10 Ohm
R4, R5, R7  =  1 K
R6 = 470 K
VR1 = 10 K
VR2 = 2,5 K
C1 = 100 nF
C2 = 10 uF /10 V
IC1 = 741 Op-amp
IC2 = 4093
N1 = ¼ IC2
BZ = Pendengung Piezzo PB2720.